haruskah marah? (bag 1)


"Aku berkata: Ya Rasulullah Shalallahu Alaihi wasallam berwasiat kepadaku. Beliau bersabda:" Jangan menjadi pemarah."Maka berkata seseorang: "maka aku pikirkan yang beliau sabdakan, ternyata pada sifat marah itu TERKUMPUL SELURUH KEJELEKAN"(HR. Imam Ahmad)



Hari ahad kemarin, tanggal 28 April 2013, RKI Jagakarsa menyelenggarakan gebyar Kartini 2013 dengan tema "Ayo Jadikan Keluarga Jalan Menuju Syurga". Acara intinya adalah sarasehan MANAJEMEN MARAH oleh ibu Irawati Istadi , seorang penulis luar biasa yang karya karyanya berasal dari hati..coba baca deh buku bukunya. gak heran yang datang untuk acara ini hari H membludak...dan antusias.



Saya beruntung karena menjadi panitia acara ini jadi, bisa ketemuan langsung, bisa ngobrol agak lebih lama daripada jadi peserta aja hihihihi.. Beliau datang dengan baju warna salem dan senyum yang keibuaaaaaan sekali..*aah kebayang enaknya jadi anak beliau . Belum lagi waktu dengar suaranya..sebagai orang asli Malang..dan pernah kuliah di ITS jurusan Teknik kimia, beliau ini halus bukan main *karena saya pernah berapologi, saya kan wong etan ya.nek rodo galak yo umum lah..-alasan gawat-.

Berikut saya tuliskan lagi apa yang saya dengar ya, tapi maklum sambil kabur sana sini .. semoga bermanfaat.



Apa sih akibat kemarahan orangtua:


  • ketaatan semu *tandanyakalo ga ada kita kacaubalau lah yang biasanya teratur
  • anak bertambah bodoh karena sel2 otaknya gosong terbakar *masyaAllah
  • anak TURUT jadi PEMARAH *langsung kebayang gaya marah anak anak yang memang sebanding dengan gaya marah emaknya huhuhuh




Tak perlu Marah berlebihan, karena ada banyak cara lain untuk mendidik anak selain dengan kemarahan

 *maksudnya kita diajak kreatif dulu, misalnya daripada ngomel ngomel bangunin pagi susyaaaaah minta ampun, coba dengan variasi cara, cium, kasi air madu, setelkan kaset yang semangat, ingatkan aktivitas menyenangkan hari ini

Marah baru diperlukan sebagai upaya terakhir setelah sekian banyak cara peringatan lain tak membawa hasil
 *seringnya marah dulu trus marah lagi huhuhu banjirrr air mata penyesalan

Marah yang efektif adalah marah tanpa emosi. Menunjukkan ketegasan, namun tetap dengan memperhatikan psikologis anak.
*sebaiknya kita tahu tahapan tahapan usia anak itu kondisi emosi secara umum gimana, trus..marah itu bukan pake emosi karena yang ada, kita biasanya nyerocoooos aja karena wanita itu kuat di verbal..jangan reaktif ya buuun




apa itu MARAH?


—  Marah adalah emosi spontanitas yang muncul ketika terjadi sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan dan kebutuhan kita 



     —Marah bisa menjadi positif ketika bertujuan mempertahankan kebenaran dan mengajarkan kebaikan

—     Marah pun bisa menjadi negatif jika hanya karena memperturutkan hawa nafsu dan emosi

—     Marah negatif harus ditekan dan dihilangkan, sementara Marah positif disalurkan dengan cara yang efektif


   —Seperti apa karakter diri kita sekarang adalah hasil dari apa yang kita alami di 5 tahun awal usia kehidupan kita
*eng ing eeeng

—    Karakter pemarah bukan diperoleh dari keturunan, namun dipelajari otak dari pengasuhan dan pembiasaan
*dang ding deeeeng

—    Otak belajar cara marah dari apa yang ia lihat, ia dengar dan ia rasakan

Penambahan sel otak tidak lagi terjadi, tetapi otak berkembang dengan cara meningkatkan kualitas sambungan (synapsis) antar sel otak, yang bisa terjadi tanpa dipengaruhi batas usia

Jadi, perkembangan kualitas otak masih bisa dikembangkan sampai kapanpun. Ini memungkinkan dilakukan perubahan karakter yang diinginkan *ayuuuk masih bisa bertaubat dan memperbaiki diri Chaaa


bersambung yaaa.



Komentar